Mari Mengaji !!

Rabu, 25 Desember 2013

Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?



Dipersembahkan nasihat ini untuk saudara-saudari khususnya para pemuda dan remaja muslim.
Mudah-mudahan nasihat ini dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajipan yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda ini tidak sepatutnya untuk diisi dengan perkara yang dapat melalaikan mereka dari mengingati Allah subhanahu wata’ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.

Wahai para pemuda/pemudi muslim,

Tidakkah anda menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah anda menginginkan jannah (syurga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185).

Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?

Wahai para pemuda/pemudi,

Ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56).

Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Jangan beribadah kerana terpaksa, atau kerana ikut-ikutan terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.

Umurmu Tidak Akan Lama Lagi

Wahai para pemuda/pemudi,

Jangan sekali-kali terlintas di benak anda: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau alang-alang masih muda, gunakan untuk foya-foya.
Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan syaitan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah anda, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini?
Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (artinya):
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)

Wahai para pemuda/pemudi,

Bertaqwalah anda kepada Allah subhanahu wata’ala.
Mungkin hari ini anda sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, tetapi keesokan harinya anda sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad anda dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Yang mengiringi jenazah itu ada 3 iaitu: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Wahai para pemuda/pemudi,

Takutlah anda kepada adzab Allah subhanahu wata’ala.
Sudah siapkah anda dengan timbangan amal yang pasti akan anda hadapi nanti?
Sudah cukupkah amal yang anda lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan?
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata segala timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan keburukan.
Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata’ala (artinya) :
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)

Bersegeralah dalam Beramal

Wahai para pemuda/pemudi,


Bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kerana shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat,
sebagaimana sabdanya:
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733).

Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama’ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingat Allah subhanahu wata’ala. Membaca dan mempelajari kandungan  Al Qur’an, kerana sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah anda lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosa-dosa anda dan memberi pahala yang dengannya anda akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Wahai para pemuda/pemudi,

Banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu wata’ala akan memberi anda kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97).

Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?

Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cubalah muhasabah diri anda sendiri, sudahkah anda mengisi masa muda anda untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah subhanahu wata’ala? Ataukah anda isi masa muda anda dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau anda masih saja mengisi waktu muda anda untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah subhanahu wata’ala, maka jawaban apa yang dapat anda ucapkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala Sang Penguasa Hari Pembalasan?
Tidakkah anda takut akan ancaman Allah subhanahu wata’ala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat?
Padahal Allah subhanahu wata’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya (artinya):
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)

Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh kerana itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda anda ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang anda lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata’ala.

Jauhi Perbuatan Maksiat
Wahai para pemuda/pemudi,

Senantiasa iblis, syaitan, dan bala tenteranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala,
mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)

Setiap amalan keburukan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Az Zalzalah)
Syaitan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan.
Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, itu merupakan wujud kebebasan dan keseronokan di antara kalian. Sekali-kali tidak, justeru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling engkau benci.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu kerana (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah syaitan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.

Ibadah yang Benar Disandar di atas Ilmu
Wahai para pemuda/pemudi,

Setelah anda mengetahui bahwa tugas utama anda hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar.

Untuk itulah wajib atas anda untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata’ala, mengenal Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana yang bid’ah.

Dengan ilmu agama, anda akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga ibadah yang anda lakukan benar-benar diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala, kerana amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh kerana itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, dinasihatkan kepada anda untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di majlis-majlis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadits serta nasihat dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri anda dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bagi diri anda, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224).

Akhir Kata
Semoga nasihat yang sedikit ini dapat memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua.
Sesungguhnya nasihat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasihat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr (artinya):
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

Wallahu ta‘ala a’lam bishshawab..